Dimata Seorang Prabowo Subianto, Ini Arti Kedaulatan Sesungguhnya
Liputan Pos. Tentu kita masih ingat ketika Prabowo Subianto mengingatkan bahwa
sangat dimungkinkan Indonesia bubar. Namun bukan menjadi peringatan dini
dan koreksi malah dijadikan sarana serangan oleh lawan politik.
Sementara tokoh seperti Cak Nun justru mengamini kemungkinan tersebut
bisa terjadi. Indonesia sebagai sebuah negara sangat mungkin bubar dan
dibubarkan namun tidak Indonesia sebagai sebuah bangsa.
Kedaulatan, adalah salah satu hal yang menjadi perhatian sosok Prabowo secara mendalam. Sebagai seorang prajurit yang menghabiskan hidupnya untuk mengabdi bagi kedaulatan bangsa tentu kekhawatiran Prabowo terhadap nasib bangsa ini sangat beralasan.
Jangankan seorang patriotik seperti Prabowo, kita sebagai anak bangsa pasti miris melihat berbondong-bondong Tenaga Kerja Cina masuk menguasai wilayah kita dengan demikian mudah dan kemudahan. Mereka datang, mereka menciptakan wilayah tertutup, mereka mengexplore kekayaan SDA kita dan kemudian menjual keluar negeri. Kesepakatan pembagian lowongan kerja untuk unskilled workers hanya isapan jempol semata karena hingga tenaga buruh berasal dari Cina. Lalu apa bedanya dengan penjajahan?
Betapa kita tidak miris, rezim mengumbar SDA ke asing dan aseng menguasai hampir seluruh jalur infrastruktur di BUMN. Bahkan jika saja kita tidak berhasil mencegah Ahok maka Indonesia tinggal selangkah lagi dikuasai cina karena pulau-pulau reklamasi Jakarta akan di isi oleh imigran-imigran cina. Bagaimana mungkin sebuah koloni asing berdiri tegak dan megah sementara ibukota negara hanya berjarak selangkah?
Betapa tidak sakit hati ini, ketika semua subsidi di cabut dan harga-harga dalam negeri lebih mahal daripada harga diluar. Lalu apa peran pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya? Infrastruktur kah? Jangan lupa, TOL bukan gratis! Dan TOL bukan milik pemerintah melainkan swasta dan asing/aseng.
Betapa tidak kelu lidah ini ketika hutang negara tiba-tiba melonjak hampir 100% dalam waktu singkat. Bukan mereka yang hutang yang akan membayar tapi kita semua rakyat indonesia.
Lalu, pantaskah seorang patriot seperti Prabowo gundah hatinya menyaksikan semua ini? Bagaimana dengan anda, saya dan kita semua. Gundahkah atau malah membuat seribu alasan konyol untuk membela kesalahan pilihan politik di masa pilpres 2014.
Sugiono Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menyatakan, Pernyataan Prabowo seharusnya dipandang sebagai masukan positif untuk pemerintah dan masyarakat paham bahwa kondisi Indonesia berpotensi mengalami kehancuran di masa depan bila tidak segera melakukan pembenahan.
Kondisi perekonomian Tanah Air bukan hanya melemah namun kritis. Karena diperparah adanya sektor penting hingga kekayaan alam dalam penguasaan asing. Bahkan pihaknya melihat kekuatan pertahanan Indonesia juga dalam keadaan memprihatinkan.
“Itu jangan sampailah itu terjadi. Melihat keadaannya, bukan tidak mungkin. Makanya jangan sampai (terjadi Indonesia bubar),” ujar Sugiono. “Kan ini beliau mengingatkan kepada kita semua pada dasarnya kan itu. Jangan sampai ada analisa-analisa yang menyatakan hal itu bakal terjadi,” tambahnya.
Prabowo sudah menegaskan bahwa pernyataan pidato politiknya bukan untuk menunjukkan bahwa partainya anti asing. Pihaknya hanya tak rela jika Indonesia dengan kekayaan alam rayanya dirampas pihak asing.
“Saya tidak anti, kita tidak anti asing, kita mau bersahabat asing, tapi kita tidak mau dirampok, tidak mau dipecundangi asing. Kita mau bersahabat, bermitra. Kalo bangsa lain boleh makmur, kenapa orang Indonesia gak boleh makmur,” tegas Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus memaparkan, hal seperti itu merupakan kewajiban. Rakyat Indonesia tidak boleh bodoh dan tetap mempertahankan kehormatan bangsa. “Ini kewajiban kita, kewajiban saya, sebagai pemimpin saya harus bicara. Jadi bukan kita anti asing, kita mau bersahabat sama asing, kita butuh asing. Tapi kita jangan terlalu lugu, jangan kita biarkan kekayaan kita diambil dan elit kita diem, santai aja gitu loh,” ujarnya.
Mungkin memang benar adanya seperti kesaksian Mayjend Glenny, Prabowo itu unik dan mengagumkan. “Setiap lewat di patung Jenderal Soedirman atau Jenderal Oerip Soemohardjo yang ada di halaman Akmil, dia selalu hormat cara militer. Ketika radio di kamar asrama memutar lagu Indonesia Raya, dia selalu bersikap sempurna. “.
Hal serupa juga dinyatakan oleh orang-orang sekitar Prabowo seperti Sarmili mantan supir Prabowo ketika masih dinas aktif. “Bapak, ketika pulang kerja dan lewat disebuah instansi yang kebetulan satpamnya sedang menurunkan bendera merah putih. Beliau minta mobil di stop, turun dan ikut hormat bendera”.
“Coba kalian cari jenderal atau prajurit sekalipun seperti beliau ini, ada gak?” papar Sarmili.
Sepertinya sudah saatnya bangsa ini belajar kembali makna “Kedaulatan” dari seorang Prabowo. Jika anda sepakat, sebarkan artikel ini, untuk menjadi inspirasi bagi anak bangsa lainnya. Rebut kembali Indonesia!
Kedaulatan, adalah salah satu hal yang menjadi perhatian sosok Prabowo secara mendalam. Sebagai seorang prajurit yang menghabiskan hidupnya untuk mengabdi bagi kedaulatan bangsa tentu kekhawatiran Prabowo terhadap nasib bangsa ini sangat beralasan.
Jangankan seorang patriotik seperti Prabowo, kita sebagai anak bangsa pasti miris melihat berbondong-bondong Tenaga Kerja Cina masuk menguasai wilayah kita dengan demikian mudah dan kemudahan. Mereka datang, mereka menciptakan wilayah tertutup, mereka mengexplore kekayaan SDA kita dan kemudian menjual keluar negeri. Kesepakatan pembagian lowongan kerja untuk unskilled workers hanya isapan jempol semata karena hingga tenaga buruh berasal dari Cina. Lalu apa bedanya dengan penjajahan?
Betapa kita tidak miris, rezim mengumbar SDA ke asing dan aseng menguasai hampir seluruh jalur infrastruktur di BUMN. Bahkan jika saja kita tidak berhasil mencegah Ahok maka Indonesia tinggal selangkah lagi dikuasai cina karena pulau-pulau reklamasi Jakarta akan di isi oleh imigran-imigran cina. Bagaimana mungkin sebuah koloni asing berdiri tegak dan megah sementara ibukota negara hanya berjarak selangkah?
Betapa tidak sakit hati ini, ketika semua subsidi di cabut dan harga-harga dalam negeri lebih mahal daripada harga diluar. Lalu apa peran pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya? Infrastruktur kah? Jangan lupa, TOL bukan gratis! Dan TOL bukan milik pemerintah melainkan swasta dan asing/aseng.
Betapa tidak kelu lidah ini ketika hutang negara tiba-tiba melonjak hampir 100% dalam waktu singkat. Bukan mereka yang hutang yang akan membayar tapi kita semua rakyat indonesia.
Lalu, pantaskah seorang patriot seperti Prabowo gundah hatinya menyaksikan semua ini? Bagaimana dengan anda, saya dan kita semua. Gundahkah atau malah membuat seribu alasan konyol untuk membela kesalahan pilihan politik di masa pilpres 2014.
Sugiono Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menyatakan, Pernyataan Prabowo seharusnya dipandang sebagai masukan positif untuk pemerintah dan masyarakat paham bahwa kondisi Indonesia berpotensi mengalami kehancuran di masa depan bila tidak segera melakukan pembenahan.
Kondisi perekonomian Tanah Air bukan hanya melemah namun kritis. Karena diperparah adanya sektor penting hingga kekayaan alam dalam penguasaan asing. Bahkan pihaknya melihat kekuatan pertahanan Indonesia juga dalam keadaan memprihatinkan.
“Itu jangan sampailah itu terjadi. Melihat keadaannya, bukan tidak mungkin. Makanya jangan sampai (terjadi Indonesia bubar),” ujar Sugiono. “Kan ini beliau mengingatkan kepada kita semua pada dasarnya kan itu. Jangan sampai ada analisa-analisa yang menyatakan hal itu bakal terjadi,” tambahnya.
Prabowo sudah menegaskan bahwa pernyataan pidato politiknya bukan untuk menunjukkan bahwa partainya anti asing. Pihaknya hanya tak rela jika Indonesia dengan kekayaan alam rayanya dirampas pihak asing.
“Saya tidak anti, kita tidak anti asing, kita mau bersahabat asing, tapi kita tidak mau dirampok, tidak mau dipecundangi asing. Kita mau bersahabat, bermitra. Kalo bangsa lain boleh makmur, kenapa orang Indonesia gak boleh makmur,” tegas Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus memaparkan, hal seperti itu merupakan kewajiban. Rakyat Indonesia tidak boleh bodoh dan tetap mempertahankan kehormatan bangsa. “Ini kewajiban kita, kewajiban saya, sebagai pemimpin saya harus bicara. Jadi bukan kita anti asing, kita mau bersahabat sama asing, kita butuh asing. Tapi kita jangan terlalu lugu, jangan kita biarkan kekayaan kita diambil dan elit kita diem, santai aja gitu loh,” ujarnya.
Mungkin memang benar adanya seperti kesaksian Mayjend Glenny, Prabowo itu unik dan mengagumkan. “Setiap lewat di patung Jenderal Soedirman atau Jenderal Oerip Soemohardjo yang ada di halaman Akmil, dia selalu hormat cara militer. Ketika radio di kamar asrama memutar lagu Indonesia Raya, dia selalu bersikap sempurna. “.
Hal serupa juga dinyatakan oleh orang-orang sekitar Prabowo seperti Sarmili mantan supir Prabowo ketika masih dinas aktif. “Bapak, ketika pulang kerja dan lewat disebuah instansi yang kebetulan satpamnya sedang menurunkan bendera merah putih. Beliau minta mobil di stop, turun dan ikut hormat bendera”.
“Coba kalian cari jenderal atau prajurit sekalipun seperti beliau ini, ada gak?” papar Sarmili.
Sepertinya sudah saatnya bangsa ini belajar kembali makna “Kedaulatan” dari seorang Prabowo. Jika anda sepakat, sebarkan artikel ini, untuk menjadi inspirasi bagi anak bangsa lainnya. Rebut kembali Indonesia!
Comments
Post a Comment